HIKMAH DIBALIK MUSIBAH

Bookmark and Share
Sujud malamku terus bergulir bersama air mata penyesalan. Kejadian sebulan yang lalu telah membuka mata egoku ingin mendapatkan independent Hongkong. Meskipun tidak mudah, tapi aku tetap bernafsu mendapatkannya. Kini aku terpuruk dengan rasa bersalah terhadap keluarga, terutama suami dan anakku yang tercinta. Kesalahan yang mungkin sulit untuk di maafkan. Aku mengkhianati kepercayaan suami yang memberi ijin bekerja di luar negeri. Dollar tidak dapat untuk membeli kepercayaan suamiku, setiap ingat keluarga hatiku sakit, seperti ada pisau tajam yang menusuk-nusuknya. Karena ingin untuk menjadi penduduk Hongkong, langkahku keblinger ke jalan yang sangat salah. Sungguh malu bila teringat yang sudah aku lakukan. Disaat melihat foto suami dan anak, serba salah kian terpampang di depan mata.
Aku masih ingat betul, kenangan bersama temanku yang kini membuka mata hatiku untuk bertobat kembali kepada Maha Pencipta. Kenangan itu tidak mungkin terlupakan. Setahun mejalin hubungan dengan laki-laki Hongkong, lalu menikah dan aku mendapatkan independen Hongkong. Saat itu, aku merasa bosan menjadi pembantu, aku iri dengan beberapa teman yang bias bekerja di toko Indonesia atau agen. Setelah temanku menikah dengan warga Hongkong, aku kian mantap mengikuti jejaknya.
Tetapi, belum sampai aku menikah terjadi kejadian yang sangat mengejutkan. Temanku meninggal di kamarnya, sedangkan suaminya yang seharusnya bertanggung jawab mengurus pemakaman, justru mengatakan bahwa temanku itu sampah, tidak perlu di urus. Bahkan disuruh membuang ke dalam sampah saja. Oh, sungguh di luar rencana dan impian. Entah, apa saja yang dilakukan suaminya sebelum meninggal. Temanku itu, sangat tertutup bila aku bertanya tentang rumah tangganya.
Alhamdullilah, setelah kejadian itu aku sadar bahwa jalanku salah. Pelajaran yang sangat besar maknanya, ini sebuah peringatan untukku supaya kembali mengingat kembali niat pertama datang ke Hongkong. Sebahagianya menikah dengan orang asing, masih terasa bahagia menikah dengan laki-laki asli tanah air sendiri. Oh, kini aku terpuruk oleh rasa bersalah pada suami dan anak. Aku sangat malu dengan kesetiaan suamiku.
Setahun langkahku salah, melanggar semua janji pernikahanku bersama suami. Oh, aku menjadi budak nafsu, aku terbelenggu permainan setan yang membujukku berbuat maksiat. Dengan musibah temanku itu, mata imanku semakin terbuka, setiap langkahku wajah-wajah orang yang aku cintai dan sedang menunggu kepulanganku kian tampak di depan mata. Yah, seakan mereka menuntut apa dan bertanya kenapa aku tega membohonginya.
Anakku? Oh, anakku yang kian berajak dewasa pasti malu bila melihat ulahku di Hongkong. Bersama coretan ini, aku berharap tidak ada lagi teman yang menjadi korban pernikahan dengan warga Hongkong maupun warga lainnya, hanya mengejar keinginan yang salah. Kini aku terpuruk penyesalan, setiap sujudku diatas sajadah semakin nyata kesalahan itu. Kini hanya rasa rindu ingin pulang, aku rindu menjalankan tanggung jawab terhadap suami dan anak.
Belum terlambat untuk bertaubat, dengan coretan ini aku ingin mengajak teman-teman untuk kembali ke fitrah. Mengingat kembali tujuan utama pergi ke luar Negeri. Jauh dengan keluarga jangan justru dijadikan senjata kesempatan berbuat melanggar agama. Tetapi sebaliknya, harus dekat dengan Allah supaya tidak terpengaruh oleh bujukan setan. Aku semakin ingin pulang menebus dosaku pada suami dan anak. Aku yakin, Allah SWT akan selalu menerima hambanya yang bertaubat. Karena Dia maha pengasih dan pengampun.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar