Beberapa hari pikiranku butek alias kosong. Ada keinginan nulis tapi bingung apa yang mau ditulis, semua ide terasa serba morat-marit. Tiap hari computer on bahkan Ym juga ol tapi bila ada teman nyamperin rasa ogah balas. Jadi hanya kujadikan pajangan yang aku tatap tanpa ada kepastian. Ini terjadi hingga satu minggu, masih ogah-ogahan nulis, padahal banyak yang harus ditulis. Akhirnya, jalan-jalan ke web teman hanya untuk membangkitkan semangat nulis lagi. Disaat jalan-jalan di web teman yang tinggal di cairo ada judul artikel menggelitik hatiku untuk membacanya.
Judul arikel itu kalau tidak salah “menyikapi hidup dengan bijaksana” seingatku judulnya itu, pokoknya mirip deh walaupun tidak sama. Sebab, yang teringat hanya kata bijaksana. Dalam isi artikel itu membahas bagaimana cara kita menyikapi takdir dalam kehidupan ini dengan bijaksana dan tidak berprasangka buruk pada pencipta.
Setelah membaca artikel itu, jadi merenung. Semua kehidupan masa lalu terkuak seolah kembali menari didepan mata. Tapi dengan bayangan itu tidak membuat menitikkan air mata sedikitpun. Mungkin sudah basi atau sudah kebal dengan kehidupan penuh liku-liku. Seperti bayi sudah disuntik dengan imunisasi antibiotic supaya kebal dengan penyakit.
Hati semakin tegar, meskipun banyak orang mungkin mencemooh dengan kehidupanku tapi toh ini semua adalah takdir yang diberikan Allah kepadaku. Setidaknya setelah membaca artikel itu, semakin banyak bersyukur karena selama ini meskipun banyak cobaan datang dalam hiudp, tidak ada perasaan negative terhadapNya. Justru banyak terima kasih kepadaNya, dengan menilai bahwa cobaan ini sebagai ungkapan rasa kasih sayangnya Allah pada hambaNya.
Karena Allah Maha penguasa, dan Dia mempunyai banyak cara untuk mencurahkan kasih sayangNya pada umat. Selalu menyikapi masalah yang datang dengan pikiran positif dan tawakal padaNya langkah terbaik dan manfaat. Sebab tidak mungkin masalah datang tanpa ada jalan keluarnya. Dalam artikel itu juga dibeberkan kalau takdir sudah tertulis sejak manusia masih dalam kendungan bunda.
Sebagai manusia beriman tinggal bagimana cara menyikapi takdir yang datang, untuk diambil sisi hikmahnya dijadikan patokan melangkah kedepan. Dimana hidup bermacam-macam warna akan semakin menantang didepan mata. Tidak akan bisa menolak takdir datang, selain menerima dengan hati sabar dan tawakal. Mungkin, saat pertama mendapat musibah atau masalah, hati dan pikiran kacau bahkan merasa kalau hidup terasa tidak berdaya. Tapi bila hati tetap dekat kepada Allah dan selalu bergumul bersamaNya dalam doa InsyAllah rasa kwatir tidak akan ada.
Begitu banyak ayat yang telah mengupas tentang ini. Kalau mau sedikit sisakan waktu untuk merenung dengan masalah yang datang menimpa, baru menyadari betapa indahnya dibalik masalah itu. Bahkan, setiap kesulitan itu ada kemudahan dan setiap masalah itu ada jalan keluarnya. Tinggal bagaimana cara menyikapi semua masalah dan kesulitan itu sendiri.
Hanya masalah dan cobaan itulah ilmu yang paling mahal, karena dengan masalah akan semakin dewasa dan pintar. Ibarat sebatang besi yang akan dibuat sebatang pisau perlu diproses lebih dahulu dengan seringnya di asah untuk di bentuk dan lalu dipanggang api yang panas akhirnya terbentuklah sebatang pisau yang tajam dan sangat berguna.
Sebaliknya dengan manusia, bila sering mendapatkan masalah datang menerpa maka semakin lama semakin dewasa dan pandai untuk menyikapi masalah itu sendiri. Ibarat hati dan iman kita akan semakin kebal oleh godaan. Tapi bila kita sering mendapatkan masalah, bisa dibayangkan sekali mempunyai masalah mungkin akan merasa frustasi atau mungkin bisa bunuh diri, naudzu’bilahmindalik. Jangan sampai terjadi!
Semoga jauh dari pikiran negative itu dari kehidupan. Maka, dari judul diatas bisa untuk dijadikan renungan supaya tidak salah menilai kasih sayangNya saat tiba dalam kehidupan. semoga Allah selalu memberkati hambaNya yang selalu tawakal. Amien….
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar