Cinta adalah menempati satu angka perangkaan fitrah manusia. Tanpa nilai cinta yang berdenifisis sebagai letusan rasa orbit naluri kearah mengenali satu obyek dengan penghayatan hakikat dan kewujutannya akan membuntutkan tumbuh besar manusia.
Aneka kesenian cinta yang didasari runtutan fitrah tanpa dicabul oleh hawa syahwat merupakan logo kedamaian, keamanan dan ketenangan. Namun cinta seringkali diperalatkan untuk menguasai kegairahan nafsu dan kebejatan iblis laknatullah. Demi kemakmuran manusia sejagat, kita mesti menangani fenomena cinta dengan nilai fikrah yang suci dan iman komited kepada Allah.
Permasalahan cinta dihadapi secara serius oleh umat Islam hari ini. Pertumbuhan antara cinta hakiki dan cinta palsu menyebabkan umat Islam menghadapi dilema perasaan yang kronik. Krisis cinta palsu telah memapah umat Islam ke medan pertembuhan yang memusnahkan etika dan sosial.
Bahkan konon sekarang ini yang terjadi banyaknya pasangan muda sudah mengikuti gaya kebaratan dengan mengagungkan bahwa pada tanggal 14 Pebruari sebagai hari kekasih. Padahal dalam islam tidak ada hal demikian, cinta ada suatu rasa hati yang cuci dalam menguaraiannya. Banyak manusia belum jelas akan cinta yang benar dalam mencurahkan rasa cinta.
Ada suatu cerita mengenai contoh ungkapan karena rasa cinta yang tumbuh hingga berani berkorban. Pertama, seorang istri minta cerai pada suaminya karena rasa cintainya pada suami dan anak-anaknya. Kedua, seorang kekasih (laki-laki) memutuskan tali kasih karena rasa cinta yang sangat besar.
Dari kedua cerita diatas, pasti kita akan membuat bertanya-tanya. Kenapa? Sebab kalau mencintai kenapa justru minta bercerai atau meninggalkannya. Seharusnya tetap bersatu supaya cinta dapat tersalurkannya. Pasti kita akan tanda tanya saat membaca sepintas saja, lalu bila mendapat penjelasannya, apakah pembaca akan bertinda demikian?
Dalam dua cerita diatas, seorang istri minta bercerai karena cinta pada anak, sebab si ibu tidak ingin atau tidak rela kelak anaknya mengikuti jejak ayahnya sebagai pemabuk dan penjudi. Karena seorang ayah tidak memperhatikan bagaimana perkembangan mental si anak bila setiap hari melihat pemandangan yang seharusnya si anak tidak melihatnya. Kemudian yang dua, seorang pacar (laki-laki) memutuskan kekasihnya karena cinta. kenapa? Sebab takut berbuat sesuatu yang dilarang agama maka lebih baik menghindarinya sebelum terjadi. selain itu dalam islam jelas tidak ada pacaran.
Semoga Allah memberikan ganjaran terhadap usaha yang kecil ini dalam membersihkan jiwa pemuda-pemuda dari sebarang permainan perasaan yang hanya akan menyesatkan fikiran.
Bagaimana kududukan cinta dalam pandangan islam?
Apakah islam sangat membenci cinta? tentu tidak. Tapi justru islam memandang tinggi akan kedudukan cinta yang tumbuh dalam naluri/ perasaan pada setiap manusia. namun cinta mendapat penjagaan yang sangat ketat dalam islam supaya tidak merusak jiwa manusia itu sendiri.
Islam meletakkan cinta tertinggi dalam diri manusia adalah cinta kepada Allah. Tanpa cinta kepada Allah yang murni perlakuan hamba tidak akan bersahaya. Kemudian sebagai tunjangan kehidupan manusia adalah bila dapat mengenali dan menyintai menciptanya. Sinaran cinta akan mendorong bertindak iklas dalam mengabdian diri kepada Allah dan menghasilkan iman yang mantap. Seperti sabda firmannya:
“( walaupun demikian), ada juga diantara manusia yang mengambil selain dari Allah( untuk menjadi) sekutu-kutu(Allah), mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya) sebagaimana mereka mencintai Allah; sedang orang-orang yang beriman itu lebih cinta (taat) kepada Allah….” (surat Al- Baqarah ayat : 165)
Memiliki cinta murni kepada Allah adalah sebagai kebanggan kita sebagai hambaNya. Bahkan untuk mendapat cinta dari Allah kita harus bisa mendahulukan pengorbanan yang sangat mahal untuk meraihnya. Sebab, tidak semua manusia akan dapat menikmati betapa indahnya mendapat cinta Allah tanpa ada perjuangan untuk meraihnya.
Bagaiamana dengan pembaca semua? apakah juga ingin menikmati indahnya cinta dari Allah? Kalau kalian menjawab iya, maka mulai sekarang berjuang dengan hati iklas lilahi ta’ala untuk mendapatkannya. Terutama harus berdasar dalam tatanan di jalanNya. Semoga pembaca semua dapat meraihnya. Amien.
Home » Menunngu Cinta Negeri » CINTA
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar