Tuan James adalah seorang pengusaha sukses yang kaya raya. Dia tinggal di sebuah rumah mewah bersama istri, dua orang anak perempuan, dam memiliki tiga orang pelayan dengan tugas masing-masing. Keluarga James memiliki seorang tukang cuci baju, seorang tukang membersihkan ruangan, dan seorang tukang masak. Walaupun mereka adalah keluarga yang terhormat, namun Tuan dan Nyonya James selalu mengajarkan kepada anak-anak mereka untuk menghargai setiap orang tanpa pandang bulu.
Jessy bisa mematuhi nasihat orang tuanya, sedangkan Jessa tidak mematuhinya. Jessy selalu menghargai setiap pelayan yang ada di rumahnya, sedangkan Jessa memperlakukan pelayan-pelayannya dengan baik hanya bila dia ada di depan kedua orang tuanya. Sebenarnya Tuan dan Nyonya James mengetahui kebiasaan buruk Jessa, namun mereka tidak bisa berbuat banyak, karena Jessa jarang memperlihatkan sifat buruknya itu di hadapan mereka.
Suatu hari, Tuan dan Nyonya James mendapatkan sebuah undangan pesta pernikahan seorang relasi bisnisnya. Undangan itu hanya berlaku untuk dua orang saja, karena pesta pernikahannya akan diselenggarakan secara khusus, dan akan menginap beberapa hari. Maka Tuan dan Nyonya James pun harus berangkat ke pesta pernikahan itu tanpa kedua orang anaknya.
Satu hari setelah menerima undangan pernikahan itu, Tuan dan Nyonya James pun berangkat menuju tempat pesta. Kini Jessy dan Jessa harus tinggal di rumah bersama para pelayan saja. Walaupun tidak ada orang tuanya di rumah, Jessy tetap menghargai setiap pelayannya. Berbeda dengan Jessy, sejak kedua orang tuanya tidak berada di rumah, Jessa semakin keras kepada para pelayannya.
Tiada satu mausia pun yang sempurna, termasuk pada saat melakukan sebuah pekerjaan. Pada saat Jessa merasa bahwa makanan yang dimasak oleh tukang masaknya kurang sesuai dengan seleranya, dia akan memarahi juru masaknya dengan kata-kata yang kasar. Pada saat rumahnya sedikt kotor, dan bahkan hanya sehelai daun masuk ke dalam rumahnya, Jessa akan memarahi tukang membersihkan kamar dengan keras.
Berbeda dengan Jessy, dia selalu memberikan nasihat yang baik pada para pelayannya setiap berbuat kesalahan. Jessy terkadang menasihati adiknya pada saat Jessa memperlakukan para pelayan dengan kurang baik. Namun setiap nasihat Jessy tidak pernah didengarkan apalagi dipatuhi oleh Jessa. Jessa masih saja tidak bisa menghargai setiap pelayan-pelayannya.
Jessy sangat sedih dengan perilaku adiknya itu. Dia ingin merubah kebiasaan negatif adiknya itu. Pada suatu hari, Jessy mendapatkan sebuah ide bagus dan akan dicobanya.
Di suatu pagi, seperti biasa, mereka hendak makan pagi bersama. Makanan dan minuman yang terlihat sangat lezat sudah tersedia di meja makan. Pada saat Jessy dan Jessa sudah duduk di kursi, Jessa berkata,”Kira-kira enak tidak ya...masakan yang dipasang oleh kacung kita hari ini??”
Jessy hanya terdiam sejenak mendengarkan kata-kata Jessa, lalu Jessy berkata sambil mempersilakan Jessa
makan,”Sudahlah.... Mari kita nikmati saja makanan yang ada.”
Namun baru mencicipi sedikit sup, Jessa sudah mengomel,”Masakan apa ini?? Kurang asin! Tidak ada rasanya!”
Lalu Jessa memanggil Sang Koki dengan suara keras,”Heii Sany.... Kemari kau!!”
Tidak lama kemudian, Sany pun datang menghadap Jessa,”Ada apa Tuan?” Kaya Sany dengan takut.
“Masakan apa ini?? Kenapa kurang asin??? Kalau kamu tidak becus kerja, aku akan memecatmu!!” Kata Jessa dengan marah.
Dengan terbata-bata, Jessa berkata,“Ta... ta... tapi Nona... .” Sebelum koki itu menyelesaikan bicaranya, Jessa berkata,”Sudahlah.... Tidak usah pakai tapi-tapian lagi. Sekarang masakkan aku makanan yang lain lagi!! Dan buang semua makanan yang busuk ini!!”
Jessy yang tadinya hanya diam saja lalu berkata dengan lembut,”Jessa... Taukah kamu, bila aku yang memasak semua makanan ini?? Aku memasakkannya khusus buatmu.”
Mendengar kata-kata Kakaknya, Jessa tidak bisa berkata apa-apa lagi. Jessa hanya terdiam, berdiri, lalu berjalan menuju kamar tidurnya. Dia menutup pintu kamar tidur dan tidak terdengar suara apa pun lagi dari dalam kamar.
Di hari-hari berikutnya, Jessy selalu membantu para pelayannya memasak, membersihkan ruangan, bahkan mencuci piring. Melihat hal itu, Jessa menjadi serba salah. Dia tidak bisa meluapkan kemarahannya kepada para pelayan, karena Jessy pasti juga akan ikut disalahkan. Karena pada saat Jessa memarahi para pelayannya karena suatu kesalahan, dia juga akan berhadapan dengan Kakaknya yang sangat dia hormati dan sayangi.
Dari waktu ke waktu, Jessa mengamati kakaknya yang sering bekerja bersama para pelayan. Jessy terlihat sangat bahagia bisa bekerja sama dengan para pelayan. Lama kelamaan, Jessa menjadi sadar akan kesalahannya. Sifat buruk Jessa berangsur-angsur hilang. Bila ada pelayannya yang berbuat suatu kesalahan, Jessa tidak marah-marah lagi. Jessa akan menasihati pelayannya dengan halus dan sopan. Bahkan kini Jessa mau melakukan sesuatu yang bisa dia lakukan sendiri, dan mau mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Jessy, bekerjasama dengan pelayan-pelayannya.
Jessy dan semua pelayan-pelayannya senang sekali melihat perubahan Jesssa yang sangat drastis. Satu minggu kemudian, Tuan dan Nyonya James pulang ke rumah. Jessy menceritakan semua kejadian kepada ayah dan ibunya. Tuan dan Nyonya James tentu saja sangat senang mendengarkan perubahan sifat Jessa. Sejak saat itu, keluarga James semakin bahagia daripada sebelumnya. Karena semua pelayan di rumah itu mereka anggap sebagai keluarga. Para pelayan pun semakin baik dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka, karena mereka tidak dihantui oleh kemarahan-kemarahan Jessa. Para pelayan dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka dengan damai dan suka cita.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar