Hampir setiap orangtua menginginkan anaknya berperilaku patuh, disiplin dan tanggung jawab. Tapi seringkali mereka harus dipusingkan dengan sikap anak-anaknya yang tidak sesuai dengan harapan.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pola asuh orangtua yang demokratis merupakan sikap yang lebih baik dalam rangka pembentukan harga diri apabila dibandingkan dengan sikap-sikap yang lain.
Lalu ada orangtua yang bertanya apakah sikap demokratis ini harus diberlakukan mulai anak masih kecil ? Selanjutnya, bagaimana menerapkannya?
Dalam beberapa kesempatan, banyak orangtua protes dan menyatakan bahwa mereka tahu mana yang terbaik untuk anaknya. Kalangan orangtua seperti ini berpikir (sekaligus khawatir), jika anak selalu ditanya keinginan dan persetujuannya pasti mereka menjadi besar kepala dan tidak patuh.
Jika kita hanya memperdebatkan sikap mana yang terbaik, tentu kita tidak akan menemukan solusinya. Maka saya menegaskan bahwa dalam membentuk sikap dan harga diri anak, sikap otoriter orangtua ternyata lebih baik diterapkan pada anak-anak usia dini.
Namun ketika anak telah mampu berpikir sendiri, orangtua harus mengganti sikap otoriter dengan sikap demokratis, agar anak dapat mengambil keputusan berdasarkan penilaiannya sendiri. Dan umumnya ini diberlakukan pada anak berusia sekitar 7 tahun.
Sikap demokratis ini memberikan peluang orangtua untuk melakukan kontrol atas kesempatan yang diberikan pada anak-anak untuk berperan serta dalam kegiatan sehari-hari, serta berpikir sesuai realita dan memberikan rasa berarti bagi keberadaan diri mereka.
Namun sebaliknya jika anak masih berusia dini, sebaiknya orangtua menjalankan sikap otoriter terhadap doktrin atau penegasan norma yang wajib dipatuhi. Penting untuk disampaikan ke anak, bahwa pelanggaran terhadap aturan mempunyai konsekwensi sanksi bagi mereka.
Dalam konteks ini juga, penanaman akhlak yang baik sebaiknya sudah ditanamkan dengan kuat sedini mungkin. Hal ini didasari bahwa kemampuan berpikir anak usia dini masih terbatas. Untuk itu anak diharapkan tunduk sesuai dengan perintah orangtuanya.
Namun seiring dengan bertambahnya usia, anak akan mulai berpikir dan menilai atau mempertanyakan banyak hal tentang aturan yang harus mereka patuhi. Saat inilah orangtua mulai memberikan pengertian sehingga anak mematuhi aturan dan berperilaku baik secara sadar dan mulai memberikan pemahaman.
Hal yang paling penting diperhatikan orangtua adalah, apapun nilai pengajaran sikap yang mereka berikan kepada anak-anak, harus disadari bahwa pendidikan yang utama dan pertama berasal dari keluarga.
Orangtua adalah basis nilai bagi anak. Jika lingkungan anak mendukung dan terkondisi dengan baik, Insya Allah anak akan terjaga akhlaknya.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pola asuh orangtua yang demokratis merupakan sikap yang lebih baik dalam rangka pembentukan harga diri apabila dibandingkan dengan sikap-sikap yang lain.
Lalu ada orangtua yang bertanya apakah sikap demokratis ini harus diberlakukan mulai anak masih kecil ? Selanjutnya, bagaimana menerapkannya?
Dalam beberapa kesempatan, banyak orangtua protes dan menyatakan bahwa mereka tahu mana yang terbaik untuk anaknya. Kalangan orangtua seperti ini berpikir (sekaligus khawatir), jika anak selalu ditanya keinginan dan persetujuannya pasti mereka menjadi besar kepala dan tidak patuh.
Jika kita hanya memperdebatkan sikap mana yang terbaik, tentu kita tidak akan menemukan solusinya. Maka saya menegaskan bahwa dalam membentuk sikap dan harga diri anak, sikap otoriter orangtua ternyata lebih baik diterapkan pada anak-anak usia dini.
Namun ketika anak telah mampu berpikir sendiri, orangtua harus mengganti sikap otoriter dengan sikap demokratis, agar anak dapat mengambil keputusan berdasarkan penilaiannya sendiri. Dan umumnya ini diberlakukan pada anak berusia sekitar 7 tahun.
Sikap demokratis ini memberikan peluang orangtua untuk melakukan kontrol atas kesempatan yang diberikan pada anak-anak untuk berperan serta dalam kegiatan sehari-hari, serta berpikir sesuai realita dan memberikan rasa berarti bagi keberadaan diri mereka.
Namun sebaliknya jika anak masih berusia dini, sebaiknya orangtua menjalankan sikap otoriter terhadap doktrin atau penegasan norma yang wajib dipatuhi. Penting untuk disampaikan ke anak, bahwa pelanggaran terhadap aturan mempunyai konsekwensi sanksi bagi mereka.
Dalam konteks ini juga, penanaman akhlak yang baik sebaiknya sudah ditanamkan dengan kuat sedini mungkin. Hal ini didasari bahwa kemampuan berpikir anak usia dini masih terbatas. Untuk itu anak diharapkan tunduk sesuai dengan perintah orangtuanya.
Namun seiring dengan bertambahnya usia, anak akan mulai berpikir dan menilai atau mempertanyakan banyak hal tentang aturan yang harus mereka patuhi. Saat inilah orangtua mulai memberikan pengertian sehingga anak mematuhi aturan dan berperilaku baik secara sadar dan mulai memberikan pemahaman.
Hal yang paling penting diperhatikan orangtua adalah, apapun nilai pengajaran sikap yang mereka berikan kepada anak-anak, harus disadari bahwa pendidikan yang utama dan pertama berasal dari keluarga.
Orangtua adalah basis nilai bagi anak. Jika lingkungan anak mendukung dan terkondisi dengan baik, Insya Allah anak akan terjaga akhlaknya.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar