Penulis mencoba berkeliling dengan motor supaya lebih lincah. Terlihat warga memadati jalan-jalan mulai area tepi pantai Padang, jalan Purus, Veteran, Pasar Raya Padang, Jalan Proklamasi, Jalan Sudirman dan jalan-jalan lain sebagai jalur resmi evakuasi tsunami. Kemacetan parah tak terelakan. Semuanya mengarah ke tepian Kota Padang, menuju sekitar jalan By Pass. Beberapa orang dari arah tepian Kota Padang (area aman dari tsunami) yang hendak menuju pusat kota dihalangi warga lain.
Teriakan dan klakson saling berpacu satu sama lain. Beberapa anak terdengar melolong menangis. Orang-orang seperti berpacu dengan kecemasan tak terkira. Kecemasan terlihat makin menjadi-jadi karena hampir semua jalan-jalan utama mengalami kemacetan parah.
Beberapa warga terlihat menaiki Gedung Bank Indonesia di Jalan Sudirman Padang yang memang difungsikan sebagai selter tsunami, bersama gedung-gedung lain seperti kantor Gubernur, gedung Universitas Ekasakti (Unes), gedung Universitas Bung Hatta, dan lain-lain.
Sejauh ini belum ada informasi kerusakan bangunan di Kota Padang akibat gempa Aceh ini. Begitu juga dengan korban manusia belum ada terdengar.
Untuk daerah-daerah tepian kota, arah jalan By Pass ke Indarung, warga masih beraktifitas seperti biasa. Toko-toko masih terlihat buka. Praktik dokter dan bidan demikian juga. Di muka-muka gang-gang, para tukang ojek masih mangkal seperti biasa.
Sebagaimana diketahui, Kota Padang pernah diporak-porandakan gempa besar 7,6 Skala Richter pada 30 September 2009 yang lalu. Bayangan traumatis akibat gempa ini seolah dibangkitkan kembali oleh gempa Semuelue Aceh in.source
Ribuan warga yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kinali, Sungai Beremas dan Sasak Ranah Pasisie panik saat terjadi gempa besar di Simeuleu, Aceh.
Ribuan warga Pasaman Barat Sumatera Barat panik dan sebagian pergi mengungsi ke lokasi yang lebih aman akibat gempa yang berkekuatan 8,7 Scala Richter (SR) di Aceh, hari ini. Warga berusaha melarikan diri karena takut akan terjadi bencana tsunami akibat gempa yang terjadi.
Seperti dikutip dari Antara, ribuan warga yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kinali, Sungai Beremas dan Sasak Ranah Pasisie panik dan sebagian memilih mengungsi meninggalkan tepi pantai menuju kearah yang lebih tinggi.
Di Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas ratusan warga memilih mengungsi ke jalur evakuasi Bukit Marando dan sekitar lokasi SMA 1 Sungai Beremas yang lokasinya lebih tinggi dari daerah pantai.
"Warga panik khawatir akan terjadi tsunami sehingga mereka memilih pergi mengungsi ketempat yang lebih aman. Selain itu, para nelayan juga takut melaut ancaman tsunami," kata salah seorang warga Aia Bangih, Iwan (36).
Hal yang sama juga dikatakan warga Jorong Pondok Kecamatan Sasak, Masri (27). Dia menyebutkan, sejumlah warga di pinggiran pantai Pantai Sasak berhamburan keluar rumah. "Saat gempa terjadi warga berhamburan keluar rumah dan berlarian ke tempat yang lebih tinggi. Saat ini warga siap-siap untuk melakukan pengungsian," katanya.
Sementara itu, ratusan PNS di kantor Bupati Pasaman Barat juga panik saat gempa terjadi. Mereka memilih berlarian keluar rumah dan langsung pulang karena khawatir bangunan yang berlantai tiga akan ambruk.
Informasi sementara belum ada bangunan yang runtuh akibat gempa dan listrik masih menyala.
"Kita memilih lari keluar kantor karena khawatir bangunan akan roboh. Gempa cukup kuat berlangsung sekitar 3 menit," kata salah seorang PNS, Budi.source
Warga Pasaman
Ribuan warga yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kinali, Sungai Beremas dan Sasak Ranah Pasisie panik saat terjadi gempa besar di Simeuleu, Aceh.
Ribuan warga Pasaman Barat Sumatera Barat panik dan sebagian pergi mengungsi ke lokasi yang lebih aman akibat gempa yang berkekuatan 8,7 Scala Richter (SR) di Aceh, hari ini. Warga berusaha melarikan diri karena takut akan terjadi bencana tsunami akibat gempa yang terjadi.
Seperti dikutip dari Antara, ribuan warga yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kinali, Sungai Beremas dan Sasak Ranah Pasisie panik dan sebagian memilih mengungsi meninggalkan tepi pantai menuju kearah yang lebih tinggi.
Di Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas ratusan warga memilih mengungsi ke jalur evakuasi Bukit Marando dan sekitar lokasi SMA 1 Sungai Beremas yang lokasinya lebih tinggi dari daerah pantai.
"Warga panik khawatir akan terjadi tsunami sehingga mereka memilih pergi mengungsi ketempat yang lebih aman. Selain itu, para nelayan juga takut melaut ancaman tsunami," kata salah seorang warga Aia Bangih, Iwan (36).
Hal yang sama juga dikatakan warga Jorong Pondok Kecamatan Sasak, Masri (27). Dia menyebutkan, sejumlah warga di pinggiran pantai Pantai Sasak berhamburan keluar rumah. "Saat gempa terjadi warga berhamburan keluar rumah dan berlarian ke tempat yang lebih tinggi. Saat ini warga siap-siap untuk melakukan pengungsian," katanya.
Sementara itu, ratusan PNS di kantor Bupati Pasaman Barat juga panik saat gempa terjadi. Mereka memilih berlarian keluar rumah dan langsung pulang karena khawatir bangunan yang berlantai tiga akan ambruk.
Informasi sementara belum ada bangunan yang runtuh akibat gempa dan listrik masih menyala.
"Kita memilih lari keluar kantor karena khawatir bangunan akan roboh. Gempa cukup kuat berlangsung sekitar 3 menit," kata salah seorang PNS, Budi.source
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar