Tips Mendidik, Mengajar, dan Memperlakukan Anak Cacat Fisik
Tips Mendidik, Mengajar, dan Memperlakukan Anak Penyandang Cacat Fisik |
Keadaan fisik sangat menentukan tingkat kepercayaan diri , proses mental, dan pergaulan anak. Anak-anak yang memiliki cacat fisik biasanya akan mengalami hambatan dalam membentuk konsep dirinya. Konsep diri ini sangat penting dalam kehidupan setiap anak, karena dengan mengenal identias diri, maka anak akan lebih mudah berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
A. Macam-macam cacat fisik
1. Dilihat dari penyebabnya, cacat fisik bisa dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Cacat Bawaan atau keturunan
Cacat fisik bawaan adalah cacat fisik yang disebabkan oleh faktor genetika. Penyakit tersebut disebabkan oleh warisan genetika dan bukan oleh bakteri atau infeksi kuman penyakit. Cacat dan penyakit bawaan lainnya tidak menular. Cara berpikir anak seperti ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kedewasaan. Anak-anak ini juga mengalami kesulitan berintertaksi dengan orang lain di luar lingkungan keluarga karena keterbatasan fisik yang membatasi ruang geraknya. Walaupun anak-anak ini mungkin memiliki daya pikir yang terhambat , tetapi mereka masih memiliki kapasitas emosional yang dapat membantu mereka dalam berkomunikasi dan memahami perasaan orang lain.
b. Cacat Karena Kecelakaan
Cacat fisik ini dialami anak yang sebenarnya terlahir normal, namun menjadi cacat karena kecelakaan. Anak yang mengalami gangguan ini sering kali merasa tertekan karena merasa bahwa ia berbeda dari teman-temannya. Ia akan kesulitan menangkap informasi yang ada, kesulitan untuk mentrasformasikan informasi atau pengetahuan baru untuk masuk kedalam system saraf otaknya, serta seringkali membutuhkan bantuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga lebih sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Semua kesulitan ini pada akhirnya akan membuatnya merasa terasing dan menghambat perkembangan sosialnya.
c. Dilihat dari macamnya, cacat fisik bisa dbedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1). Tuna Netra adalah Penyandang cacat fisik yang memilki keterbatasan pada penglihatan
2). Tuna Rungu adalah Penyandang cacat fisik yang memilki keterbatasan pada pendengaran
3). Tuna Wicara adalah gangguan bicara,ketidakmampuan seseorang untuk bicara.
4). Tuna Daksa adalah suatu kerusakan atau ternganggu sebagai akibat gangguan bentuk hambatan pada tulang,otot dan sendi dalam fungsinya yang normal (cacat tubuh)
B. Metode Pembelajaran Anak-anak cacat fisik
1. Tuna Netra
Macam-Macam Metode Pengajaran yang Dapat diikuti oleh Tunanetra
Metode-metode pengajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, sehingga variasi metode pengajaran bertambah.
Di bawah ini, ada beberapa metode yang dapat di laksanakan dengan menggunakan fungsi pendengaran dan perabaan, tanpa harus menggunakan penglihatan. Adapun metode-metode tersebut ialah:
a. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai melalui penuturan secara lisan. Untuk penjelasan uraiannya, guru dapat mempergunakan alat-alat bantu mengajar yang lain, misalnya gambar, peta, denah dan alat peraga lainnya.
b. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab atau suatu metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah salah satu alternatif metode yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa.
d. Metode Sorogan
Metode sorogan adalah metode individual di mana murid mendatangi guru. Inti dari metode ini adalah adanya bimbingan langsung dari guru kepada anak didik dan seorang guru dapat mengetahui langsung sejauh mana kemampuan anak didiknya dalam memahami suatu materi pelajaran.
e. Metode Drill
Metode Drill atau latihan adalah suatu metode dalam menyampaikan pelajaran dengan menggunakan latihan secara terus menerus sampai anak didik memiliki ketangkasan yang diharapkan.
2. Tuna Rungu dan Tuna Wicara
Proses Pembelajaran bagi anak tuna rungu dan tuna wicara adalah:
a. Memasukkan anak di sekolah akan meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, khususnya dengan belajar membaca dan menulis, hal ini sering dapat menjadi satu cara mereka berkomunikasi dengan orang lain yang tidak mengetahui bahasa isyarat atau mengerti bicara mereka.
b. Membaca dapat membantu anak mengerti ide, emosi dan pengalaman orang lain. Menulis membantu untuk berkomunikasi, berbagi pikiran dan emosi mereka.
c. Penting juga menyediakan pendidikan untuk anak perempuan. Sering kali anak perempuan tunarungu ditahan di rumah untuk melakukan pekerjaan rumah. Tetapi semua anak perempuan - juga yang berkebutuhan khusus- perlu belajar ketrampilan supaya mereka aman dan dapat mengambil bagian di masyarakat
d. Tidak ada kesepakatan umum mengenai apa yang terbaik untuk anak: belajar di sekolah umum, belajar di sekolah luar biasa belajar di sekolah asrama atau bahkan kesepakatan apakah mereka harus belajar berbicara atau melalui bahasa isyarat, atau berbicara dan menggunakan ejaan huruf tangan. Mereka dapat menggunakan bahasa isyarat, gerak-gerik, gambar, bahasa bibir, bicara dan membaca serta menulis. Sangatlah penting mempertimbangkan individu anak dan kebutuhan mereka serta apa yang diperlukan dalam konteks di masyarakat atau sekolah.
e. Mengajar anak dengan dan tanpa tunarungu di kelas yang sama sering kali menjadi satu cara masyarakat dalam mendidik anak tunarungu. Penting juga mempersiapkan yang lainnya di sekolah seperti para guru dan murid lainnya tentang tunarungu dan tunawicara; serta tentang bagaimana cara anak ini belajar adalah dengan melihat sebaik-baiknya. Dengan cara ini semua orang di sekolah dapat bersiap menyambut anak-anak tunarungu. Beberapa sekolah lokal mengajarkan bahasa isyarat kepada semua orang dengan demikian anak tersebut tidak ada yang tertinggal.
3. Tuna Daksa
Proses Pembelajaran bagi Anak Tuna Daksa:
a. Penderita cacat fisik memiliki lebih banyak keterbatasan dibandingkan dengan teman-teman sebayanya, sehingga membutuhkan bimbingan atau cara pembelajaran khusus. Mereka dapat dilatih untuk bergaul dan menangkap informasi dilingkungan sekitar dengan tetap menyadari keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya. Misalnya belajar memahami kode-kode tangan atau bahasa yang bisa dilakukan anak-anak yang mengalami cacat fisik.
b. Dengan alat medis, seperti alat bantu dengar, kaki palsu, atau bantuan untuk mendengarkan informasi yang ada di lingkungan sekitar anak-anak dalam keadaan cacat seperti ini akan sangat sensitif perasaannya, ia akan merasa terasing bahkan akan selalu diejek oleh teman-teman bermainnya, sehingga perlu adanya motivasi semangat dan perhatian lebih agar dapat bersaing dengan anak-anak normal lainnya.
C. Penutup
Setiap anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas baik di sekolah inklusif maupun sekolah regular. Prinsip-prinsip pengajaran pendidikan inklusif perlu dilatihkan kepada praktisi (Kepala sekolah, guru dan pengawas) agar kebutuhan anak didik yang berkebutuhan khusus dapat terpenuhi dan mereka dapat belajar secara maksimal. Tentu saja guru harus mengikuti pelatihan pendidikan inklusif yang praktis dan komprehensif agar dapat memahami dan menerapkan lebih baik strategi-strategi yang digunakan dalam pendidikan inklusif. Berikut ini adalah saran-saran dalam mengajar anak berkebutuhan khusus:
a. Bersikap baik, positif, bahagiakan dia, dan limpahi cinta, kasih sayang, serta perhatian dari guru, kedua orang tua, dan keluarga. Perlu adanya komunikasi yang intensif dan efektif antara guru dan orang tua (keluarga).
b. Gunakan seting kelas yang sesuai,
c. Bicaralah dengan jelas dengan posisi wajah menghadap siswa, bersikap sabar dan ikhlas menerima keberadaannya. Rawat dan didiklah anak cacat seperti anak yang sempurna, agar anak semakin percaya diri.
d. Menfaatkan semua metode komunikasi,
e. Gunakan strategi pengajaran yang efisien
f. Utamakan dukungan teman sebaya. Berikan kesempatan untuk berkembang, berinteraksi, dan bersosialisasi.
g. Manfaatkan materi pengajaran yang ada sebaik mungkin
h. Beri penjelasan pada semua anak mengenai diabilitas
i. Buatlah kelas anda seaksesibel mungkin dan
j. Berbagilah pengalaman
k. Sekecil apapun kemajuan yang dia capai, pujilah dia.
l. Gali potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Silakan Mempublikasikan Karya-karya Saya dengan mencantumkan: Karya Kak Zepe, lagu2anak.blogspot.com
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar