Tempo.co News Site: Apa Penyebab Hewan Besar Australia Punah?

Bookmark and Share
Changes are afoot at Blogtrottr!
By popular request, we're bringing in paid plans with some cool new features (and more on the way). You can read all about it in our blog post.
Tempo.co News Site
daily news from tempo.co // via fulltextrssfeed.com
Apa Penyebab Hewan Besar Australia Punah?
Jul 1st 2013, 19:29

TEMPO.CO , Canberra - Peneliti dari Australian National University (ANU) telah mengesampingkan perubahan iklim sebagai penyebab kepunahan sebagian besar hewan raksasa Australia, termasuk kanguru raksasa, burung setinggi tiga meter, dan harimau Tasmania, sekitar 50 ribu tahun lalu.

Seperti dilaporkan ANU pada Senin, 1 Juli 2013, ada banyak perdebatan mengenai penyebab kepunahan hewan raksasa Australia atau "megafauna". Profesor Patrick De Deckker dari the ANU Research School of Earth Sciences mengatakan, kepunahan terjadi pada saat manusia berpindah wilayah, yang juga bertepatan dengan perubahan tipe tanaman pangan yang cocok bagi megafauna.

Peristiwa ini mengarahkan pada beberapa teori penyebab kepunahan, termasuk perubahan iklim. "Namun, kapan peristiwa tersebut berlangsung tidak bisa dipastikan. Kita tidak tahu mana yang terjadi lebih dulu, karena itu kita tidak bisa mulai memahami apa yang menyebabkan kepunahan," kata Profesor Patrick De Deckker seperti dikutip dari laman Xinhua, Senin 1 Juli 2013. Hasil riset ini dipublikasikan dalam Jurnal Nature Geoscience.

Ia bersama rekan sesama ANU, bekerjasama dengan tim Belanda, menganalisas inti sedimen yang diambil dari dasar laut lepas pantai Pulau Kanguru di lembah Sungai Murray. Inti sedimen memberikan catatan masa lalu. "Dari inti ini kami mampu merekonstruksi suhu permukaan laut selama 135 ribu tahun terakhir, serta variasi jenis vegetasi di Murray Basin, memungkinkan kami untuk merunut peristiwa," katanya.

Tim menemukan bahwa suhu permukaan laut bervariasi hanya 3 derajat Celcius pada saat waktu kepunahan. Variasi minor dibandingkan dengan waktu lain dalam catatan, menunjukkan bahwa kepunahan tidak terjadi dalam periode perubahan iklim. Inti sedimen juga mengungkapkan adanya perubahan tipe vegetasi sesaat setelah kepunahan megafaunal.

"Sebelum dan selama periode kepunahan, 70 persen dari vegetasi adalah ciri khas utara Australia saat ini. Sesaat setelah kepunahan, nilai ini turun menjadi 35 persen," kata De Deckker. "Beberapa orang telah menyebutkan bahwa perubahan dramatis dalam sumber makanan mungkin telah menjadi penyebab kepunahan megafaunal, tapi kami telah menunjukkan bahwa ini sebenarnya akibat dari kepunahan."

Menurut peneliti, bahwa dengan lebih sedikit hewan herbivora sekitar yang memakannya, berarti bahan bakar besar tetap berada di sana, yang akhirnya dapat menyebabkan kebakaran besar. "Pekerjaan kami menampakkan adanya senyawa dalam inti yang diproduksi sebagai hasil dari material pembakaran tanaman. Senyawa ini muncul setelah kepunahan megafauna dan berlangsung sekitar 3.000 tahun," katanya.

Profesor Tim Flannery telah memprediksi temuan ini dua dekade lalu. "Sifat dan relatif waktu peristiwa ini ternyata persis seperti hipotesis pertama Profesor Tim Flannery pada tahun 1990," kata De Deckker. "Profesor Flannery mengungkapkan bahwa kepunahan mendadak megafauna herbivora menimbulkan semak-semak tumbuh tak terkendali, meningkatkan jumlah bahan yang mudah terbakar. Penjelasan ini menyebabkan kontroversi yang berlanjut, namun kini telah didukung oleh bukti kami."

Sementara dengan jelas telah diperlihatkan signifikan ekosistem setelah efek kepunahan megafaunal, bukti dari inti tidak menunjukkan penjelasan penyebab kepunahan, tapi hal itu tidak mendukung perubahan iklim sebagai penyebab kepunahan.

ROSALINA | XINHUA

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar